
Awal tahun yang melelahkan, penuh keputusasaan, dan banyak luka fisik maupun psikis. Lelah akan suatu tragedi yang terus berputar. Sampai penat menunggu jawaban doa ku pun orang tua ku.
Hingga suatu hari;
Aland. Katanya. Sambil menunggu untuk aku memberitahu siapa namaku.
Hari demi hari. Dia menengahi semua benang kusut di otakku, perlahan mengurainya dengan parcel tawa yang berbeda.